Kamis, 31 Juli 2014

SEJARAH YONIF 401 BANTENG RAIDERS

YONIF 400/RAIDER


SEJARAH BANTENG RAIDERS
SEJARAH KESATUAN BATALYON INFANTERI 400/RAIDER
( 401 BANTENG RAIDERS )
R A I D E R
1).     ROBEK-ROBEKLAH DADAKU, MERAH PUTIH JIWAKU
2).     AKU KESATRIA PELINDUNG RAKYAT PEMBELA BANGSAKU
3).     INGAT PENGABDIANKU TAK AKAN PERNAH SURUT
4).     DARMA BHAKTIKU HINGGA AKHIR HAYATKU
4).     ENYAHKAN SEMUA MUSUH NEGARA DAN BANGSAKU
5).     RAIH KEMENANGAN DEMI KEUTUHAN NKRI

Batalyon Infanteri 400/Raider yang berada di jalan setiabudi No 1 Srondol Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah adalah Batalyon di bawah langsung Panglima Kodam IV/Diponegoro. Dan merupakan pasukan yang mempunyai kemampuan khusus yang latihannya degembleng di Pusdikpasus Kopasus.
Sejak berdirinya, batalyon ini sudah sebelas kali berganti nama. Bermula di bawah resimen, menjadi pasukan Dharma Putra Kostrad, sampai pernah batalyon ini akan dilikuidasi menjadi Parako yang sekarang Kopasus. Namun, meski sering berganti nama, jiwa Banteng Raiders masih terus tertanam.
Dari dahulu  Banteng Raiders disegani kawan maupun lawan, di buktikan dalam setiap pertandingan ataupun penugasan selalu mendapatkan hasil yang gemilang, namun sayang, batalyon ini kurang di perhatikan oleh TNI-AD di bandingkan teman seperjuangan dari satuan Kujang.
Mungkin karena sejarah kelam pada saat terjadinya G 30 S/PKI yang melibatkan  beberapa prajurit Banteng Raiders, sehingga kami merasa kurang diperhatikan. Namun kami prajurit Banteng Raiders tidak akan pernah turun semangat. Kami akan selalu berpedoman bahwa Pancasila dan NKRI adalah harga mati.
Sejarah adalah pengalaman yang berharga. Tanpa sejarah laksana makan tanpa garam, artinya tidak terasa, tidak ada maknanya. Meski sejarah ini hanya bagian kecil dari sejarah Bangsa Indonesia, namun mengingat pentingnya sejarah satuan ini dan upaya memelihara kebanggan, maka perlu kiranya rangkaian sejarah tersebut di bukukan guna menjaga kelestarian kebudayaan satuan untuk generasi mendatang, sehingga Yonif 400/Raider semakin solid dan mampu menghadapi tantangan tugas dimasa yang akan datang.


LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945, Negara RI telah diwarnai adanya pemberontakan-pemberontakan hampIr di seluruh persada, termasuk wilayah Jateng dan DIY, khususnya di wilayah Karesidenan banyumas dan Karesidenan Pekalongan, salah satunya oleh kelompok yang menamakan dirinya DI/TII. Sedangkan daerah yang menjadi aksi keganasan DI/TII meliputi Kabupaten Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Pekalongan Sebagai basis gerombolan DI/TII di wilayah Gunung Gajah dan Gunung Semedo.
Dalam menghadapi merajalelanya pemberontakann DI/TII yang merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan berusaha mengubah dasar Negara kita menjadi Negara Islam, Maka TNI pada saat  itu mengirimkan pasukan untuk menumpas DI/TII, namun hasilnya kurang maksimal dengan adanya banyak korban di pihak TNI dan rakyat yang tidak berdosa. Penumpasan DI/TII yang di pimpin oleh Letnak Kolonel Sarbani di lanjutkan oleh Letnan Kolonel Bachrun, Tidak membuahkan hasil maksimal.
Setelah diserahkan kepada Letnan Kolonel Ahmad Yani ( YANG SEKARANG MENJADI PAHLAWAN REVOLUSI JENDRAL ANUMERTA AHMAD YANI ), yang bertugas sebagai Komandan BE-N SUB TERR-XII, beliau berfikir bagaimana caranya untuk menumpas DI/TII. Maka dibentuklah pasukan-pasukan kecil yang mempunyai daya  gempur, daya kejut, dan bermental baja. Mereka di bentuk dengan gemblengan yang keras, bagaimana agar bias menghadapi situasi sesulit apapun. Pasukan ini di namakan pasukan BANTENG RAIDERS dengan simbol KEPALA BANTENG, yang berarti apa bila terluka bukanya mundur, tetapi mangamuk bagaikan banteng yang terluka.
Operasi penumpasan DI/TII yang dinamakan Gerakan Banteng Nasional ( GBN ), yang komando operasinya bermarkas di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, ini berhasil dengan gemilang. Batalyon ini juga menjadi cikal bakal berdirinya KOPASUS.
DASAR PEMBENTUKAN
Pada tangal 21 mei 1952, berkat kreasi baru dari Letkol A.yani yang merupakan ekperimen dari 2 kompi bergerak secara kesatuan kecil dalam melaksanakan operasi2 membawa suatu keutungan dalam bertempur. Sedangkan 2 kompi tersebut merupakan satuan terpilih dari:
Kompi Banteng Raiders-1 di pimpin oleh kapten Pujadi, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 401/Rajawali pimpinan Kapten Oemarsaid.
Kompi Banteng Raiders-II dipimpin oleh Kapten Hadibroto, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 402/Banteng Loreng pimpinan Mayor Soerono.
Kedua kompi tersebut dilatih dalam Battle Training Centre ( BTC ) Bandungan Sumowono, selama 6 minggu ( Dasar Skep Pang Terr No. 32/b-4/D III/1952). Karena keberhasilan 2 kompi dalam melaksanakan Operasi Raid.Kemudian berdasarkan Skep Pangter Nomor 56/B-4/TT IV/1952 tanggal 2 agustus 1952, pasukan ini ditambah 2 Kompi yang merupakan prajurit pilihan yaitu:
Kompi Banteng Raiders-III di pimpin Kapten Sugiono, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 403/Pendowo pimpinan Mayor Soedarmo
Kompi Banteng Raiders-IV dipimpin oleh Kapten Idris, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 404/Cocor Merah pimpinan Kapten Purwoto.
Atas perintah Pangter IV untuk menambah 1 lagi Kompi Banteng Raiders-V dipimpin oleh lettu Ali Murtopo, yang diambil dari Batalyon 407/Apris pimpinan kapten Ngadimin.
Kompi Staf/Markas dipimpin oleh Karta Brata merupakan anggota pilihan dari batalyon 405/Singo Wereng, 406, dan Batalyon 407.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima Terr IV nomor 5/B-4/ADJEN/4/1953 tanggal 23 Maret 1953. Bertempat di Balikota Tegal diresmikan Batalyon 431/BANTENG RAIDERSdengan motto/semboyan “ PANTANG MUNDUR”. Motto ini diberikan oleh Letkol Achmad Yani. Organisasi ini merupakan sandi ROI-I, sedangkan sebagai komandan batalyon ( Danyon ) pertama yaitu Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng Raiders pertama ini mendapat julukan BR I.
Selanjutnya anggota 431/BR yang di bentuk saat itu di ambil dari anggota-anggota pilihan dari seluruh kesatuan yang ada di daerah Teritorium IV dan langsung di latih serta di gembleng oleh Letkol A. Yani. Batalyon pada saat itu bernama BANTENG, karena di dalam melaksanakan operasi penumpasan DI/TII mengunakan gerakan-gerakan taktik nonkonvensional, yakni gerakan-gerakan RAID ( taktik ayam alas dan nyudung) dan berhasil sehingga batalyon ini sangat terkenal dengan nama BATALYON BANTENG RAIDERS. Boleh di katakan, Batayon inilah pelopor adanya satuan-satuan Raiders yang ada di Indonesia
Peremajaan Batalyon Infanteri 401/Banteng Raiders di mulai pada awal tahun 1958, dengan menyaring kembali anggota BR I sebagai inti, dan tenaga tambahan di ambil dari tamtama remaja yang telah menempuh diklat di Depo 2, selanjutnya di latih BTC Sapta Arga yang berada di Purworejo Generasi ini disebut BR II dengan julukan Si Gudel ( Anak Kerbau), karena mayoritas anggota belum pernah operasi. Pada awal tahun 1961, Batalyon banteng Raiders menempuh Kualifikasi Raiders di Bruno dan melanjutkan pendidikan Para, sehingga menjadi Yonif dengan Kualifikasi Para.
Sejak berdirinya, Batalyon Infanteri 400/Raiders mengalami pergantian nama sebagai Berikut:
a.         Tanggal 23 Maret 1953 bertempat di Balikota Tegal diresmikan Batalyon 431/BANTENG RAIDERS dengan motto/semboyan “PANTANG MUNDUR”. Motto/semboyan ini diberikan oleh Letkol Achmad Yani.Organisasi ini merupakan sandi ROI-I. Bersamaan upacara tersebut telah di lantik pejabat Wadanyon yang di jabat Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng pertama Ini mendapat julukan BR I.
b.         Tanggal 14 Mei 1958. Tentang perubahan menjadi Batalyon BR-II, dislokasi di Purwokerto.
c.         Tanggal 30 Oktober 1962 menjadi Batalyon 454/PB-2. Dislokasi Srondol, Semarang.
d.         Tanggal 17 Nopember 1965, tentang perubahan menjadi A/PARA. Dislokasi di Srondol Semarang.
e.         Tanggal 07 Februari 1966, Tentang perubahan menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
f.          Tanggal 29 Agustus 1970, tentang perubahan nama menjadi Yonif Linud 401/BR ( Organik Kostrad). Dislokasi di Srondol, Semarang.
g.         Tanggal 10 September 1979. Tentang perubahan nama menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
h.         Tanggal 27 februari 1985 menjadi yonif 401/BR. Dislokasi di Srondol, Semarang.
i.          Tanggal 19 April 1985. Tentang perubahan menjadi pasukan pemukul/PPRC Kodam IV/Diponegoro.
j.          Tahun 1987 mrnjadi Pasukan Mobil Kodam (PMK) Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang.
k.         Tanggal 15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 Satuan Yonif pemukul Kodam dan 2 satuan satuan Kostrad, serta pengesahan pembentukan 10 Batalyon Raiders di jajaran TNI-AD termasuk di dalam nya Yonif 401/Banteng Raiders di ubah menjadi Yonif 400/Raiders Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang.
Atas prakarsa KASAD yang waktu itu di jabat Jendral TNI Ryamizard Ryacudu, untuk membentuk pasukan 10 Batalyon Raiders yang terdiri dari 8 yonif PMK masing masing kodam dan 2 Yonif Kostrad, pada bulan Juni dilaksanakan latihan Pra-Raiders di sekitaran Yonif 400/R selama 3 bulan. Dilanjutkan latihan Raiders mulai dari Paliyan, Gumung Kidul Komplek, sampai Cilacap
Berdasarkan surat keputusan  Kasad no SKEP/46/XII/2003 tanggal 15  Desember 2003, yonif 401/BR dibekukan. Kemudian di ubah menjadi 400/Raiders.
'''PIMPINAN'''
Sejak mulai terbentuknya Batalyon Infanteri 431/Banteng Raiders pada tanggal 23 Maret 1953 sampai menjadi Batalyon Infanteri 400/Raider saat ini, sudah 34 Komandan yang memimpin batalyon ini, dengan Letkol Inf Ahmad Yani sebagai Bapak Pendiri Banteng Raiders.
ADAPUN PEJABAT-PEJABAT BANTENG RAIDERS SEBAGAI BERIKUT :
A.   LETKOL INFANTERI AHMAD YANI PENDIRI TAHUN 1951-1953
B.   KAPTEN INF HARDOYO DANYON I TAHUN 1953-1954
C.   KAPTEN INF SUGIYONO DANYON 2 TAHUN 1954-1957
D.   KAPTEN INF CIPTONO S DANYON 3 TAHUN 1957-1959
E.   MAYOR INF YASIR HB DANYON KE 4 TAHUN 1959-1960
F.   MAYOR INF SAHIRMAN DANYON KE 5 TAHUN 1960-1961
G.   MAYOR INF EBRAM DANYON KE 6 TAHUN 1961-1963
H.   MAYOR INF OENTOENG DANYON KE 7 TAHUN 1963-1964
I.    MAYOR INF RW SUKIRNA DANYON KE 8 TAHUN 1964-1965
J.   MAYOR INF MOERSIDIK DANYON KE 9 TAHUN 1965-1967
K.   MAYOR INF RUDINI DANYON KE 10 TAHUN 1967-1970
L.   MAYOR INF SUDARTO DANYON KE 11 TAHUN 1970-1972
M.  MAYOR INF SUGIYARTO DANYON KE 12 TAHUN 1972-1974
N.   MAYOR INF AMBAR S DANYON KE 13 TAHUN 1974-1978
O.   MAYOR INF MARTONO DH DANYON KE 14 TAHUN 1978-1980
P.   LETKOL INF SULYANA WH DANYON KE 15 TAHUN 1980-1982
Q.   LETKOL INF J WAHYU DANYON KE 16 TAHUN 1982-1985
R.   LETKOL ING DJOKO S DANYON KE 17 TAHUN 1985-1986
S.   LETKOL INF D YUSUF L DANYON KE 18 TAHUN 1986-1988
T.   MAYOR INF ZAENUDIN DANYON KE 19 TAHUN 1988-1988
U.   LETKOL INF HARDIYANTO DANYON KE 20 TAHUN 1988-1990
V.   LETKOL INF SUPIADIN DANYON KE 21 TAHUN 1990-1993
W.   LETKOL INF HADI SUPENO DANYON KE 22 TAHUN 1993-1995
X.   LETKOL INF HARRI PURDIANTO DANYON KE 23 TAHUN 1995-1997
Y.   LETKOL INF SETYO SULARSO DANYON KE 24 TAHUN 1997-1999
Z.    LETKOL INF SUKOSA MAKSUM DANYON KE 25 TAHUN 1999-2000
AA. LETKOL INF I MADE AGRA S DANYON KE 26 TAHUN 2000-2002
BB. LETKOL INF JOPPYE OW DANYON KE 27 TAHUN 2002-2003
CC. LETKOL INF M. NUR RAHMAD DANYON KE 28 TAHUN 2003-2005
DD. LETKOL INF JAMARIUS AE DANYON KE 29 TAHUN 2005-2007
EE. LETKOL INF KF SIREGAR DANYON KE 30 TAHUN 2007-2008
FF. LETKOL INF SACHONO DANYON KE 31 TAHUN 2008-2009
GG. LETKOL INF WIDI PRASETIJONO DANYON KE 32 TAHUN 2009-2010
HH. LETKOL INF HARZENI PAINE DANYON KE 33 TAHUN 2010-2011
II.      LETKOL INF HERY SETIONO DANYON KE 34 TAHUN 2011
JJ.    MAYOR INF LUCKY AVIANTO
KK.   MAYOR INF FERRY IRAWAN
LL.    MAYOR INF HERI BAMBANG WAHYUDI SAAMPAI SEKARANG 
TUNGGUL TUNGGUL BATALYON
I.              TUNGGUL ANDINI
Berdasarkan surat keputusan Pangdam VII Dip no KPTSD/104/IX/1960 tagl 22 September 1960 ,terhitung mulai tgl 5 Oktober 1960 di berikan tunggul yang pertama  ANDINI, sebuah nama lembu jantan yang sangat keramat dan sakti milik batahara guru. ANDINI adalah lembu tunggangan atau kendaraan bagi batara guru, dewa pencipta hidup yang maha besar. Di takuti sebagai pemusnah hidup dan sebagai dewa pertapa.
Riwayat  asal ANDINI bagai raja andaka, yang maha nyakrawati di suatu tempat di pegunungan. ANDINI merupakan lembu yang dapat terbang di anggkasa, juga sekor lembu/andaka yang tekun dalam ulah tanpa dan mampu melakukan anjali pada dewanya. Sifat-sifat utama lembu dewa yang sakti inilah yang di jadikan lambang kepribadian bagi Yonif 401/BR, yang bermakna filosofi bahwa sebagai bayangkara negara wajib dengan gagah berani dan pantang mundur menghadapi segala mala petaka yang mengancam keselamatan Negara. Karena sebagai Bhayangkara Negara, wajib memiliki jiwa dan cita  cita yang luhur. Termasuk mampu menundukan nafsu anggkara murkanya dalam mengabdikan diri pada Bangsa dan Negara.
II.            TUNGGUL JATAYU
Berdasarkan surat keputusan pangdam VII/Dip no KPTS/257/IX/1961, tanggal 20 September 1961, terhitung mulai tanggal 05 Oktober 1961 menerima tunggul JATAYU, yang bisa di terangkan sebagai berikut :
1.    Sri Jatayu telah di beritahu oleh ayahnya ( pendeta Sakti ) bahwa putra Dhosoroto, Raden Romom Witoiyo adalah titisan dari Batahara Wisnu.
2.    Dalam cerita Ramayana, pembelaan Sri JATAYU terhadap Sri Rama yang gagah dan gigih melawan angkara murka Prabu Rahwana, Raja Alengka Pura, mengakibatkan Sri Jatayu menderita Luka parah kehilangan 1 sayapnya hingga tinggal menunggu saat gugur. Dalam penderitaan,   Srijatayu terhadap mempertahankan hidupnya. Ia tidak menghembuskan nafas penghabisannya sebelum dapat menyampaikan laporan kepada Rama Wijaya tantang peristiwa yang perlu di rintis dalam perjuangan selanjunya. Hal ini mengambarkan betapa besar kesetiaan pada Nusa dan Bangsa, yang di kandung prajurit, hingga hembusan nafas penghabisan.
3.    Arti warna tunggul JATAYU
a.    Pita
Sifat:         merupakan pita tertunggal yang pada kedua ujungnya melipat cekung ke muka ( membuka).
Arti:           selalu bersifat menengadah kepad yang maha ESA (JAWAMANGUSWO/SUMUNGKEM/TANSAH MATRAPAKE SEMBAH MARANG GUSTINE).
b.    Bokor sesaji
Sifat:         biasanya berisikan bunga2 ( kembang setaman) berwarna hitam.
Arti :          sesaji maksudnya leladi. Hitam maksudnya langgeng/tulus.
Jadi arti seluruhnya Leladi atau berbakti yang tulus untuk nusa dan bangsanya.
c.    Kangkung tirto
Sifat:
1.    Tumbuhan yang hidup di dua alam, yaitu tanah dan air
2.    Melilit/menjalar dan pada ujungnya melengkung kedalam ( Ukel Minang Kara)
3.    Jenis tumbuhan yang menjalar, mudah hidup sendiri sekalipun terputus2.
4.    Jenis tumbuhan yang tangkai/ dahannya kosong tidak berisi ( 0 )
Arti:
1.    Dapat menyesuaikan diri dalam suasana alam atau masyarakat dimanapun.
2.    Cepat dalam kerja bahktinya, sedangkan ukel minangkara yang berwujud rendah bagian  muka dan tinggi bagian belakangnya mengandung maksud harus selalu waspada dan mampu menelaah segala tinggi rendahnya persoalan ( JAWA : ngerti marang endek duwuring sangkan parang ).
3.    Dapat hidup yang mandireng ( Zelis Tanding ).
4.    Memepertinggi amal karanya yang hampa akan rasa kepemilikan sesuatu.
d.    Cempaka mulia
Sifat:
1.    Bunga menghias taman ( pepasren).
2.    Harum/sedap baunya luar dalam ( gondo arum).
Arti:
1.    Selalu dapat menunjukan ketinggian budi dan dapat mendapatkan fungsi pribadinya didalam masyarakat.
2.    Budi luhur, ynag mewujudkan pada lahir serta batinnya.
e.    Makara
Terdiri dari lukisan pita, bokor, sesaji, kangkung tirto, dan cempaka mulia.
Sifat: berbentuk suatu kepala raksasa/denawa.
Arti: selalu dapat menguasai rasa nafsu anggkara dan kemurkaan.
f.      Bintang
Sifat : benda alam, menghias angkasaraya dam menjadi petunjuk iklim.
Arti: mampu menjadi sauri tahuladan dalam fungsinya sebagai tulang punggung masyarakat. Mampu menjadi petujuk jalan.
g.    Tata warna
1.    Kuning :
-          Jaya dan bercita2 luhur.
-          Jiwa yang bergaya hidup.
-          Keteguhan iman dan berbudi luhur.
2.    Putih :
Suci, jujur dan adil dalam segala tindak.
3.    Hijau :
-          Keadaan alam ( medan) diman angkatan darat  secra umum melaksanakan tugas pengabdiannya.
-          Kesuburan persada bumi Indonesia dimana Anggkatan Darat di lahirkan, hidup, dibesarkan, dan berpijak.
-          Kemakmuran dan kesejahteraan Indonesia adalah cita2 setiap prajurit.
-          Kesegaran jiwa prajurit dalam pengabdiannya terhadap cita2 dan tanah air.
4.    Hitam :
-          Tegak dan tawakal ( langgeng/sempurna ).
-          Tegak, teguh, dan tenang.
-          Hening, eling, dan waspada.
-          Sentosa lahir dan batinnya.
5.    Merah:
-          Suadaya jiwa prajurit yang gagah berani dan bertanggung jawab.
-          Kesanggupan dan kesediaan untuk berbakti dan berkurban.
-          Tegas dan bijaksana.
III.           TUNGGUL RAIDERS