YONIF 400/RAIDER
SEJARAH
BANTENG RAIDERS
SEJARAH
KESATUAN BATALYON INFANTERI 400/RAIDER
( 401
BANTENG RAIDERS )
R A I D E R
1). ROBEK-ROBEKLAH
DADAKU, MERAH PUTIH JIWAKU
2). AKU KESATRIA
PELINDUNG RAKYAT PEMBELA BANGSAKU
3). INGAT
PENGABDIANKU TAK AKAN PERNAH SURUT
4). DARMA
BHAKTIKU HINGGA AKHIR HAYATKU
4). ENYAHKAN
SEMUA MUSUH NEGARA DAN BANGSAKU
5). RAIH KEMENANGAN DEMI KEUTUHAN NKRI
5). RAIH KEMENANGAN DEMI KEUTUHAN NKRI
Batalyon Infanteri
400/Raider yang berada di jalan setiabudi No 1 Srondol Banyumanik, Semarang,
Jawa Tengah adalah Batalyon di bawah langsung Panglima Kodam IV/Diponegoro. Dan
merupakan pasukan yang mempunyai kemampuan khusus yang latihannya degembleng di
Pusdikpasus Kopasus.
Sejak berdirinya, batalyon
ini sudah sebelas kali berganti nama. Bermula di bawah resimen, menjadi pasukan
Dharma Putra Kostrad, sampai pernah batalyon ini akan dilikuidasi menjadi
Parako yang sekarang Kopasus. Namun, meski sering berganti nama, jiwa Banteng
Raiders masih terus tertanam.
Dari dahulu Banteng Raiders disegani kawan maupun lawan,
di buktikan dalam setiap pertandingan ataupun penugasan selalu mendapatkan
hasil yang gemilang, namun sayang, batalyon ini kurang di perhatikan oleh
TNI-AD di bandingkan teman seperjuangan dari satuan Kujang.
Mungkin karena sejarah kelam
pada saat terjadinya G 30 S/PKI yang melibatkan
beberapa prajurit Banteng Raiders, sehingga kami merasa kurang
diperhatikan. Namun kami prajurit Banteng Raiders tidak akan pernah turun
semangat. Kami akan selalu berpedoman bahwa Pancasila dan NKRI adalah harga
mati.
Sejarah adalah pengalaman
yang berharga. Tanpa sejarah laksana makan tanpa garam, artinya tidak terasa,
tidak ada maknanya. Meski sejarah ini hanya bagian kecil dari sejarah Bangsa
Indonesia, namun mengingat pentingnya sejarah satuan ini dan upaya memelihara
kebanggan, maka perlu kiranya rangkaian sejarah tersebut di bukukan guna
menjaga kelestarian kebudayaan satuan untuk generasi mendatang, sehingga Yonif
400/Raider semakin solid dan mampu menghadapi tantangan tugas dimasa yang akan
datang.
LATAR
BELAKANG PEMBENTUKAN
Sejak Proklamasi 17 Agustus
1945, Negara RI telah diwarnai adanya pemberontakan-pemberontakan hampIr di seluruh persada,
termasuk wilayah Jateng dan DIY, khususnya di wilayah Karesidenan banyumas dan
Karesidenan Pekalongan, salah satunya oleh kelompok yang menamakan dirinya
DI/TII. Sedangkan daerah yang menjadi aksi keganasan DI/TII meliputi Kabupaten
Banyumas, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Pekalongan
Sebagai basis gerombolan DI/TII di wilayah Gunung Gajah dan Gunung Semedo.
Dalam menghadapi
merajalelanya pemberontakann DI/TII yang merongrong Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dengan berusaha mengubah dasar Negara kita menjadi Negara Islam,
Maka TNI pada saat itu mengirimkan
pasukan untuk menumpas DI/TII, namun hasilnya
kurang maksimal dengan adanya banyak korban di pihak TNI dan rakyat yang tidak
berdosa. Penumpasan DI/TII yang di pimpin oleh Letnak Kolonel Sarbani di lanjutkan oleh Letnan Kolonel
Bachrun, Tidak membuahkan hasil maksimal.
Setelah diserahkan kepada
Letnan Kolonel Ahmad Yani ( YANG SEKARANG MENJADI PAHLAWAN REVOLUSI JENDRAL
ANUMERTA AHMAD YANI ), yang bertugas sebagai Komandan BE-N SUB TERR-XII, beliau
berfikir bagaimana caranya untuk menumpas DI/TII. Maka dibentuklah pasukan-pasukan kecil
yang mempunyai daya gempur, daya kejut,
dan bermental baja. Mereka di bentuk dengan gemblengan yang keras, bagaimana
agar bias menghadapi situasi sesulit apapun. Pasukan ini di namakan pasukan
BANTENG RAIDERS dengan simbol KEPALA BANTENG,
yang berarti apa bila terluka bukanya mundur, tetapi mangamuk bagaikan banteng
yang terluka.
Operasi penumpasan DI/TII
yang dinamakan Gerakan Banteng Nasional ( GBN ), yang komando operasinya
bermarkas di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, ini berhasil dengan gemilang. Batalyon
ini juga menjadi cikal bakal berdirinya KOPASUS.
DASAR
PEMBENTUKAN
Pada tangal 21 mei 1952,
berkat kreasi baru dari Letkol A.yani yang merupakan ekperimen dari 2 kompi
bergerak secara kesatuan kecil dalam melaksanakan operasi2 membawa suatu
keutungan dalam bertempur. Sedangkan 2 kompi tersebut merupakan satuan terpilih
dari:
Kompi Banteng Raiders-1 di
pimpin oleh kapten Pujadi, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 401/Rajawali
pimpinan Kapten Oemarsaid.
Kompi Banteng Raiders-II
dipimpin oleh Kapten Hadibroto, merupakan anggota pilihan dari Batalyon
402/Banteng Loreng pimpinan Mayor Soerono.
Kedua kompi tersebut dilatih
dalam Battle Training Centre ( BTC ) Bandungan Sumowono, selama 6 minggu ( Dasar Skep Pang
Terr No. 32/b-4/D III/1952). Karena keberhasilan 2 kompi dalam melaksanakan
Operasi Raid.Kemudian berdasarkan Skep Pangter Nomor 56/B-4/TT IV/1952 tanggal
2 agustus 1952, pasukan ini ditambah 2 Kompi yang merupakan prajurit pilihan
yaitu:
Kompi Banteng Raiders-III di
pimpin Kapten Sugiono, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 403/Pendowo
pimpinan Mayor Soedarmo
Kompi Banteng Raiders-IV
dipimpin oleh Kapten Idris, merupakan anggota pilihan dari Batalyon 404/Cocor
Merah pimpinan Kapten Purwoto.
Atas perintah Pangter IV
untuk menambah 1 lagi Kompi Banteng Raiders-V dipimpin oleh lettu Ali Murtopo, yang diambil dari
Batalyon 407/Apris pimpinan kapten Ngadimin.
Kompi Staf/Markas dipimpin
oleh Karta Brata merupakan anggota pilihan dari batalyon 405/Singo Wereng, 406,
dan Batalyon 407.
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima Terr IV nomor
5/B-4/ADJEN/4/1953 tanggal 23 Maret 1953. Bertempat di Balikota Tegal
diresmikan Batalyon 431/BANTENG RAIDERSdengan motto/semboyan “ PANTANG MUNDUR”. Motto ini diberikan oleh Letkol
Achmad Yani. Organisasi ini merupakan sandi ROI-I, sedangkan sebagai komandan
batalyon ( Danyon ) pertama yaitu Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng Raiders pertama ini mendapat julukan BR I.
Selanjutnya anggota 431/BR yang di bentuk saat itu di
ambil dari anggota-anggota pilihan dari seluruh kesatuan yang ada di daerah
Teritorium IV dan langsung di latih serta di gembleng oleh Letkol A. Yani.
Batalyon pada saat itu bernama BANTENG, karena di dalam melaksanakan operasi
penumpasan DI/TII mengunakan gerakan-gerakan taktik nonkonvensional, yakni
gerakan-gerakan RAID ( taktik ayam alas dan nyudung) dan berhasil sehingga
batalyon ini sangat terkenal dengan nama BATALYON
BANTENG RAIDERS. Boleh di katakan, Batayon
inilah pelopor adanya satuan-satuan Raiders yang ada di Indonesia
Peremajaan Batalyon Infanteri 401/Banteng Raiders di mulai pada awal tahun
1958, dengan menyaring kembali anggota BR I sebagai inti, dan tenaga tambahan
di ambil dari tamtama remaja yang telah menempuh diklat di Depo 2, selanjutnya
di latih BTC Sapta Arga yang berada di Purworejo Generasi ini disebut BR II
dengan julukan Si Gudel ( Anak Kerbau), karena mayoritas anggota belum pernah
operasi. Pada awal tahun 1961, Batalyon banteng Raiders menempuh Kualifikasi
Raiders di Bruno dan melanjutkan pendidikan Para, sehingga menjadi Yonif dengan
Kualifikasi Para.
Sejak berdirinya, Batalyon
Infanteri 400/Raiders mengalami pergantian nama sebagai Berikut:
a. Tanggal
23 Maret 1953 bertempat di Balikota Tegal diresmikan Batalyon 431/BANTENG
RAIDERS dengan motto/semboyan “PANTANG MUNDUR”. Motto/semboyan ini diberikan oleh Letkol
Achmad Yani.Organisasi ini merupakan sandi ROI-I. Bersamaan upacara tersebut
telah di lantik pejabat Wadanyon yang di jabat Kapten Hardoyo. Batalyon Banteng
pertama Ini mendapat julukan BR I.
b. Tanggal
14 Mei 1958. Tentang perubahan menjadi Batalyon BR-II, dislokasi di Purwokerto.
c. Tanggal
30 Oktober 1962 menjadi Batalyon 454/PB-2. Dislokasi Srondol, Semarang.
d. Tanggal
17 Nopember 1965, tentang perubahan menjadi A/PARA. Dislokasi di Srondol
Semarang.
e. Tanggal
07 Februari 1966, Tentang perubahan menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi di Srondol, Semarang.
f. Tanggal
29 Agustus 1970, tentang perubahan nama menjadi Yonif Linud 401/BR ( Organik
Kostrad). Dislokasi di Srondol, Semarang.
g. Tanggal
10 September 1979. Tentang perubahan nama menjadi Yonif 401/PARA BR Dislokasi
di Srondol, Semarang.
h. Tanggal
27 februari 1985 menjadi yonif 401/BR. Dislokasi di Srondol, Semarang.
i. Tanggal
19 April 1985. Tentang perubahan menjadi pasukan pemukul/PPRC Kodam
IV/Diponegoro.
j. Tahun
1987 mrnjadi Pasukan Mobil Kodam (PMK) Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di
Srondol, Semarang.
k. Tanggal
15 Desember 2003 tentang pembekuan 8 Satuan Yonif pemukul Kodam dan 2 satuan
satuan Kostrad, serta pengesahan pembentukan 10 Batalyon Raiders di jajaran
TNI-AD termasuk di dalam nya Yonif 401/Banteng Raiders di ubah menjadi Yonif
400/Raiders Kodam IV/Diponegoro. Dislokasi di Srondol, Semarang.
Atas prakarsa KASAD yang waktu itu di jabat Jendral TNI
Ryamizard Ryacudu, untuk membentuk pasukan 10 Batalyon Raiders yang terdiri
dari 8 yonif PMK masing masing kodam dan 2 Yonif Kostrad, pada bulan Juni
dilaksanakan latihan Pra-Raiders di sekitaran Yonif 400/R selama 3 bulan.
Dilanjutkan latihan Raiders mulai dari Paliyan, Gumung Kidul Komplek, sampai
Cilacap
Berdasarkan surat keputusan Kasad no SKEP/46/XII/2003 tanggal 15 Desember 2003, yonif 401/BR dibekukan.
Kemudian di ubah menjadi 400/Raiders.
'''PIMPINAN'''
Sejak mulai terbentuknya
Batalyon Infanteri 431/Banteng Raiders pada tanggal 23 Maret 1953 sampai
menjadi Batalyon Infanteri 400/Raider saat ini, sudah 34 Komandan yang memimpin
batalyon ini, dengan Letkol Inf Ahmad Yani sebagai Bapak Pendiri Banteng
Raiders.
ADAPUN PEJABAT-PEJABAT BANTENG RAIDERS SEBAGAI BERIKUT :
A. LETKOL INFANTERI AHMAD YANI PENDIRI TAHUN 1951-1953
B. KAPTEN INF HARDOYO DANYON I TAHUN 1953-1954
C. KAPTEN INF SUGIYONO DANYON 2 TAHUN 1954-1957
D. KAPTEN INF CIPTONO S DANYON 3 TAHUN 1957-1959
E. MAYOR INF YASIR HB DANYON KE 4 TAHUN 1959-1960
F. MAYOR INF SAHIRMAN DANYON KE 5 TAHUN 1960-1961
G. MAYOR INF EBRAM DANYON KE 6 TAHUN 1961-1963
H. MAYOR INF OENTOENG DANYON KE 7 TAHUN 1963-1964
I. MAYOR INF RW SUKIRNA DANYON KE 8 TAHUN 1964-1965
J. MAYOR INF MOERSIDIK DANYON KE 9 TAHUN 1965-1967
K. MAYOR INF RUDINI DANYON KE 10 TAHUN 1967-1970
L. MAYOR INF SUDARTO DANYON KE 11 TAHUN 1970-1972
M. MAYOR INF SUGIYARTO DANYON KE 12 TAHUN 1972-1974
N. MAYOR INF AMBAR S DANYON KE 13 TAHUN 1974-1978
O. MAYOR INF MARTONO DH DANYON KE 14 TAHUN 1978-1980
P. LETKOL INF SULYANA WH DANYON KE 15 TAHUN 1980-1982
Q. LETKOL INF J WAHYU DANYON KE 16 TAHUN 1982-1985
R. LETKOL ING DJOKO S DANYON KE 17 TAHUN 1985-1986
S. LETKOL INF D YUSUF L DANYON KE 18 TAHUN 1986-1988
T. MAYOR INF ZAENUDIN DANYON KE 19 TAHUN 1988-1988
U. LETKOL INF HARDIYANTO DANYON KE 20 TAHUN 1988-1990
V. LETKOL INF SUPIADIN DANYON KE 21 TAHUN 1990-1993
W. LETKOL INF HADI SUPENO DANYON KE 22 TAHUN 1993-1995
X. LETKOL INF HARRI PURDIANTO DANYON KE 23 TAHUN
1995-1997
Y. LETKOL INF SETYO SULARSO DANYON KE 24 TAHUN 1997-1999
Z. LETKOL INF SUKOSA MAKSUM DANYON KE 25 TAHUN 1999-2000
AA. LETKOL INF I MADE AGRA S DANYON KE 26 TAHUN 2000-2002
BB. LETKOL INF JOPPYE OW DANYON KE 27 TAHUN 2002-2003
CC. LETKOL INF M. NUR RAHMAD DANYON KE 28 TAHUN 2003-2005
DD. LETKOL INF JAMARIUS AE DANYON KE 29 TAHUN 2005-2007
EE. LETKOL INF KF SIREGAR DANYON KE 30 TAHUN 2007-2008
FF. LETKOL INF SACHONO DANYON KE 31 TAHUN 2008-2009
GG. LETKOL INF WIDI PRASETIJONO DANYON KE 32 TAHUN
2009-2010
HH. LETKOL INF HARZENI PAINE DANYON KE 33 TAHUN 2010-2011
II. LETKOL INF HERY SETIONO
DANYON KE 34 TAHUN 2011
JJ. MAYOR INF LUCKY AVIANTO
KK. MAYOR INF FERRY IRAWAN
LL. MAYOR INF HERI BAMBANG WAHYUDI SAAMPAI SEKARANG
TUNGGUL
TUNGGUL BATALYON
I.
TUNGGUL ANDINI
Berdasarkan surat keputusan Pangdam VII Dip no
KPTSD/104/IX/1960 tagl 22 September
1960 ,terhitung mulai tgl 5 Oktober 1960 di berikan tunggul yang pertama ANDINI, sebuah nama lembu jantan yang sangat keramat dan sakti
milik batahara guru.
ANDINI adalah lembu tunggangan
atau kendaraan bagi
batara guru, dewa pencipta hidup yang maha besar. Di takuti sebagai pemusnah
hidup dan sebagai dewa pertapa.
Riwayat asal
ANDINI bagai raja andaka, yang maha nyakrawati di suatu tempat di pegunungan.
ANDINI merupakan lembu yang dapat terbang di anggkasa, juga sekor lembu/andaka
yang tekun dalam ulah tanpa dan mampu melakukan anjali pada dewanya.
Sifat-sifat utama lembu dewa
yang sakti inilah yang di jadikan lambang
kepribadian bagi Yonif 401/BR, yang bermakna filosofi bahwa sebagai bayangkara negara wajib dengan gagah
berani dan pantang mundur menghadapi segala mala petaka yang mengancam
keselamatan Negara. Karena sebagai Bhayangkara Negara, wajib memiliki jiwa dan cita cita yang luhur. Termasuk mampu menundukan nafsu anggkara murkanya
dalam mengabdikan diri pada Bangsa dan Negara.
II.
TUNGGUL JATAYU
Berdasarkan surat keputusan pangdam VII/Dip no
KPTS/257/IX/1961, tanggal 20 September 1961, terhitung mulai tanggal 05 Oktober
1961 menerima tunggul JATAYU, yang bisa
di terangkan sebagai berikut :
1. Sri
Jatayu telah di beritahu oleh ayahnya ( pendeta Sakti ) bahwa putra Dhosoroto,
Raden Romom Witoiyo adalah titisan dari Batahara Wisnu.
2.
Dalam cerita Ramayana,
pembelaan Sri JATAYU terhadap Sri Rama yang gagah dan gigih melawan angkara
murka Prabu Rahwana, Raja Alengka
Pura, mengakibatkan Sri Jatayu menderita Luka parah kehilangan 1 sayapnya
hingga tinggal menunggu saat gugur. Dalam penderitaan, Srijatayu terhadap mempertahankan hidupnya.
Ia tidak menghembuskan nafas penghabisannya sebelum dapat menyampaikan laporan
kepada Rama Wijaya tantang
peristiwa yang perlu di rintis dalam perjuangan selanjunya. Hal ini
mengambarkan betapa besar kesetiaan
pada Nusa dan Bangsa, yang di kandung prajurit, hingga hembusan nafas
penghabisan.
3.
Arti warna tunggul JATAYU
a. Pita
Sifat: merupakan
pita tertunggal yang pada kedua ujungnya melipat cekung ke muka ( membuka).
Arti: selalu
bersifat menengadah kepad yang maha ESA (JAWAMANGUSWO/SUMUNGKEM/TANSAH
MATRAPAKE SEMBAH MARANG GUSTINE).
b. Bokor
sesaji
Sifat:
biasanya berisikan bunga2 ( kembang setaman) berwarna hitam.
Arti
: sesaji
maksudnya leladi. Hitam maksudnya langgeng/tulus.
Jadi arti seluruhnya Leladi atau berbakti
yang tulus untuk nusa dan bangsanya.
c. Kangkung
tirto
Sifat:
1. Tumbuhan
yang hidup di dua alam, yaitu tanah dan air
2. Melilit/menjalar
dan pada ujungnya melengkung kedalam ( Ukel Minang Kara)
3. Jenis
tumbuhan yang menjalar, mudah hidup sendiri sekalipun terputus2.
4. Jenis
tumbuhan yang tangkai/ dahannya kosong tidak berisi ( 0 )
Arti:
1. Dapat
menyesuaikan diri dalam suasana alam atau masyarakat dimanapun.
2. Cepat
dalam kerja bahktinya, sedangkan
ukel minangkara yang berwujud rendah bagian
muka dan tinggi bagian belakangnya mengandung maksud harus selalu waspada dan mampu menelaah segala tinggi
rendahnya persoalan ( JAWA : ngerti marang endek duwuring sangkan parang ).
3. Dapat
hidup yang mandireng ( Zelis Tanding ).
4. Memepertinggi
amal karanya yang hampa akan rasa kepemilikan sesuatu.
d. Cempaka
mulia
Sifat:
1. Bunga
menghias taman ( pepasren).
2. Harum/sedap
baunya luar dalam ( gondo arum).
Arti:
1. Selalu
dapat menunjukan ketinggian budi dan dapat mendapatkan fungsi pribadinya
didalam masyarakat.
2. Budi
luhur, ynag mewujudkan pada lahir serta batinnya.
e. Makara
Terdiri dari lukisan pita, bokor, sesaji,
kangkung tirto, dan cempaka mulia.
Sifat:
berbentuk suatu kepala raksasa/denawa.
Arti:
selalu dapat menguasai rasa nafsu anggkara dan kemurkaan.
f. Bintang
Sifat
: benda alam, menghias angkasaraya dam menjadi petunjuk iklim.
Arti:
mampu menjadi sauri tahuladan dalam fungsinya sebagai tulang punggung masyarakat.
Mampu menjadi petujuk jalan.
g. Tata
warna
1. Kuning
:
-
Jaya dan bercita2 luhur.
-
Jiwa yang bergaya hidup.
-
Keteguhan iman dan berbudi luhur.
2. Putih
:
Suci,
jujur dan adil dalam segala tindak.
3. Hijau
:
-
Keadaan alam ( medan) diman
angkatan darat secra umum melaksanakan
tugas pengabdiannya.
-
Kesuburan persada bumi
Indonesia dimana Anggkatan Darat di lahirkan, hidup, dibesarkan, dan berpijak.
-
Kemakmuran dan kesejahteraan
Indonesia adalah cita2 setiap prajurit.
-
Kesegaran jiwa prajurit
dalam pengabdiannya terhadap cita2 dan tanah air.
4. Hitam
:
-
Tegak dan tawakal (
langgeng/sempurna ).
-
Tegak, teguh, dan tenang.
-
Hening, eling, dan waspada.
-
Sentosa lahir dan batinnya.
5. Merah:
-
Suadaya jiwa prajurit yang
gagah berani dan bertanggung jawab.
-
Kesanggupan dan kesediaan untuk
berbakti dan berkurban.
-
Tegas dan bijaksana.
III.
TUNGGUL RAIDERS